May 6, 2005

Biodiesel: Dari wajan penggorengan menuju tangki solar mobil

Biomass

Biodiesel?
Mungkin banyak dari kita akan berkerut mendengar kata tersebut. Bagaimanapun juga, selama ini kita mengenal diesel (solar) adalah bahan bakar yang merupakan salah satu fraksi minyak bumi. Bagaimana mungkin bisa ada embel-embel "BIO"-nya?

Jawabnya, mungkin saja....
Embel-embel "bio" diperoleh dari sumber bahan pembuatnya yang berasal dari minyak nabati (vegetable oil). Melalui proses transesterifikasi, minyak nabati atau sering kita kenal sebagai minyak goreng yang merupakan gugus trigliserida diubah menjadi gugus alkil ester. Dengan bantuan Natrium Hidroksida (NaOH - disebut juga Caustic Soda) atau Kalium Hidroksida (KOH) sebagai katalis gugus trigliserida digantikan dengan alkohol (metanol ataupun etanol) menjadi metil ester atau etil ester tergantung jenis alkohol yang digunakan.

Berbagai Keuntungan
Saat ini biodiesel telah banyak digunakan terutama di negara maju dan menjadi alternatif bagi bahan bakar pengganti minyak solar konvensional yang bersih dan ramah lingkungan. Biodiesel dari minyak goreng menghasilkan emisi yang lebih rendah 47% dari solar konvensional, menghasilkan asap yg lebih sedikit, dan mengandung lebih sedikit sulfur, bahkan tercium seperti french fries. Tak heran jika suatu saat biodiesel sudah menjadi bahan bakar utama kendaraan, jalanan tidak lagi dipenuhi bau asap yang mengganggu, tetapi harum bau french fries yang tercium.

Banyak keuntungan dari penggunaan biodiesel bagi bahan bakar kendaraan. Pertama, biodiesel dibuat dari bahan terbarukan yang sumbernya tidak akan habis jika dikelola dengan baik. Hal ini berbeda dengan bahan bakar dari fosil yang sangat mungkin akan habis dalam waktu tidak lama lagi. Cadangan minyak indonesia misalnya, diperkirakan jika produksi nasional tidak berbeda dari kondisi saat ini yaitu 0,5 milyar barrel per tahun dan tidak lagi ditemukan cadangan baru, maka cadangan minyak bumi Indonesia sebesar 5 milyar barrel akan habis dalam waktu 10 tahun lagi!!!

Keuntungan lain, biodiesel dapat diproduksi secara lokal sehingga dapat mengurangi biaya distribusi. Dengan membangun pabrik-pabrik di banyak tempat, disesuaikan dengan lokasi sumber dan konsumen, penghematan biaya distribusi dapat dilakukan. berbeda dengan kilang minyak bumi yang biasanya dibangun dalam skala besar dan terpusat, pabrik biodiesel dapat dibuat dalam skala kecil. BPPT misalnya telah memiliki pabrik pembuatan biodiesel dengan skala delapan ton per hari.

Bagi mesin, biodiesel dapat dikatakan merupakan bahan bakar ideal. Biodiesel selain menjadi bahan bakar, juga mempunyai sifat pelumasan yang baik bagi mesin sehingga mesin akan lebih awet.

Belum Bisa Bersaing
Sayangnya, biodiesel secara ekonomis belum bisa bersaing dengan diesel konvensional. Harga di Indonesia misalnya, saat ini masih jauh lebih mahal. Sebagai contoh, biodiesel produksi BPPT dijual secara komersial seharga Rp. 6.000,- per liter jauh dari harga solar yang hanya Rp. 2.400,- per liternya.

Dengan kondisi tersebut, pemakaian biodiesel biasanya tidak murni 100%. Penggunaan biodeiesel saat ini masih dicampur dengan diesel konvensional. Biasanya dalam penyebutan jumlah campuran dilambangkan dalam BX, misalkan B5 menunjukkan bahwa diesel/solar tersebut mengandung 5% biodiesel. Biodiesel yang dijual dipasaran/stasiun pengisian bahan bakar biasanya adalah B10 atau B20.

POM biodiesel
Sebuah Harapan
Kondisi ini diwaktu mendatang mungkin akan berubah. Jika teknologi pembuatannya dapat lebih murah dan produsen/konsumen diberikan insentif untuk memproduksi/menggunakan biodiesel, maka bukan tidak mungkin pemakaian biodiesel sebagai bahan bakar ramah lingkungan akan menjadi bahan bakar utama transportasi kita. Dalam kasus Indonesia, mungkin jika subsidi BBM (dari minyak bumi) dicabut dan diberikan kepada biodiesel (atau bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan lainnya), maka biodiesel akan dapat bersaing dengan bahan bakar konvensional yang berasal dari fosil.

Dan suatu saat jika penggunaan biodiesel sudah seperti penggunaan solar konvensional saat ini, mungkin kita tidak lagi menutup hidung setiap kali ada kendaraan yang lewat di jalan.
:)